Kerta Gosa - Sisa Puing Bersejarah Kerajaan Klungkung

Kerta Gosa – Sisa Puing Bersejarah Kerajaan Klungkung

Share
Kerta Gosa

Kerta Gosa adalah sebuah komplek bangunan bersejarah yang terletak di Semarapura, ibu kota Kabupaten Klungkung, Bali, Indonesia. Dibangun pada akhir abad ke-17 peninggalan Kerajaan Klungkung, Sebagian besar komplek yang merupakan Istana Klungkung hancur karena penjajahan kolonial Belanda pada 1908. Bangunan yang tersisa adalah Paviliun Kerta Gosa yang berfungsi sebagai tempat pengadilan. Gerbang utama yang bertuliskan tahun Saka 1622 (1700 SM) juga diantara bangunan yang tersisa.

Obyek wisata ini terletak di kabupaten Klungkung sekitar 40km sebelah timur dari pusat kota denpasar bila berkendara menggunakan mobil atau bis, tepatnya di kabupaten klungkung  atau sering disebut kota Semarapura.

[mk_padding_divider]

Tentang Kerta Gosa

Dahulu kota Semarapura merupakan kota yang dikenal akan keseniannya, lukisan, tari dan musik.

Kerta Gosa terdiri dari dua buah bangunan (bale) yaitu Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang. Bale Kerta Gosa merupakan sebuah bangunan tinggi terletak di sisi kanan pintu masuk. Bangunan yang lebih besar yaitu Bale Kambang terletak di tengah dengan kolam yang mengelilinginya, atau disebut dengan Taman Gili.
Kertha Gosa dan Bale Kambang difungsikan untuk tempat mengadili perkara dan tempat upacara keagamaan terutama yadnya yaitu potong gigi bagai putra-putri raja.

Bale Kambang dan Kertha Gosa memiliki keunikan pada langit – langit atap bangunan. Terdapat lukisan tradisional kamasan klungkung yaitu suatu daerah di klungkung atau gaya wayang yang sangat populer di kalangan masyarakat Bali. Lukisan tersebut mengambarkan kasus yang disidangkan, serta jenis hukuman yang akan diterima, jika melakukan kesalahan.

Kerta Gosa

Lukisan Wayang juga menceritakan beberapa hal, yaitu hukum Karma Pahala. Hukum sebab akibat dari baik buruknya perbuatan manusia selama hidupnya. Kemudian lukisan Wayang yang menggambarkan reinkarnasi atau penjelmaan kembali manusia ke dunia untuk menebus dosa dari perbuatannya.

Lukisan yang berada di plafon awalnya terbuat dari kain hingga pada tahun 1930 diganti lukisan secara langsung di atas eternit dan disesuaikan dengan gambar aslinya hingga sekarang.

Pemegang tahta terakhir Dewa Agung Jambe dan pengikutnya gugur pada peristiwa perang melawan ekspedisi militer Belanda. Perang yang dikenal sebagai peristiwa Puputan Klungkung terjadi pada tanggal 28 April 1908. Setelah kekalahan tersebut bangunan inti Kraton Semarapura (jeroan) dihancurkan dan dijadikan tempat pemukiman penduduk. Puing yang tersisa adalah Kerta Gosa, Bale Kambang dengan Taman Gili-nya dan Gapura Kraton yang kemudian menjadi objek pariwisata.

[mk_padding_divider]
[mk_fancy_title size=”18″ font_weight=”bold” txt_transform=”uppercase” font_family=”none”]Peta Lokasi[/mk_fancy_title]
WhatsApp chat